BlackBerry Haram Di Arab

Ternyata sejumlah fatwa haram tidak hanya kita dengar di Indonesia. Sejumlah negara Arab bahkan melakukan hal yang lebih ekstrim dengan mengharamkan BlackBerry (BB). BB dianggap dapat disalahgunakan menjadi alat yang mengancam keamanan nasional.

Kebijakan pengharaman ini telah mulai dirancang pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) sejak Minggu (01/08). Hal ini berarti para pengguna Blackberry di UEA bakal tidak bisa menerima layanan email, pesan maupun berselancar internet. Kebijakan ini tidak hanya berlaku d UEA karena Arab Saudi juga tengah memikirkan untuk mengambil langkah yang serupa.

Pemblokiran layanan BB di UEA akan mulai diberlakukan bulan Oktober mendatang. Masih belum jelas apakah pemblokiran ini juga berlaku pada ponsel pintar tipe lainnya. Selain itu, pemerinta Uni Emirat Arab juga belum merinci apakah pemblokiran layanan BB juga berlaku bagi para pendatang yang bisa menggunakan layanan roaming dari negara lain. Karena saat ini terhitung 100.000 pendatang mengunjungi kota Dubai setiap harinya untuk urusan bisnis maupun wisata.

Pemerintah UEA mengharamkan BB karena mereka kesulitan memantau layanan data internet maupun pesan eksklusif dari BB yang dikenal dengan sebutan BlackBerry Messenger (BBM). Data internet dari BB atau BBM bisa dengan leluasa dikirim ke luar negeri dan hal inilah yang dipandang sebagai ancaman keamanan nasional. Mereka menilai layanan ini bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang ingin membuat kekacauan, seperti teroris misalnya.

Padahal layanan inilah yang menjadi keunggulan ponsel buatan perusahaan asal Kanada, Research in Motion (RIM). Saat ini BB tidak saja digunakan oleh para profesional di pusat-pusat bisnis – seperti ibukota Abu Dhabi dan Dubai, namun kalangan muda di UEA juga menggandrungi BB. Mereka merasa aman bisa mengirim pesan sesukanya melalui layanan BBM tanpa terpantau oleh pihak berwenang. Hal inilah yang ingin dicegah oleh pemerintahan UEA.

Namun pemblokiran BB ini bisa menjadi bumerang bagi negara UEA untuk menarik para pebisnis dan wisatawan asing serta merusak reputasi UEA sebagai salah satu tempat yang mudah untuk berbisnis. Pihak RIM sendiri belum memberikan tanggapan atas rencana UEA dan Arab Saudi yang mengharamkan produk mereka.